Filled Under: berita terkini, berita terkini mh17, gambar MH17 terhempas di ukraine, info MH17, mh17
Fatima Dyczynski adalah korban kecelakaan maut pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah Ukraine Timur. Perempuan 25 tahun yang cantik dan cerdas itu -- punya masa depan cerah sebagai insinyur antariksa - kala itu sedang dalam perjalanan pindah dari Jerman, untuk memulai kehidupan baru di Perth, Australia.
Ia akan memulai magang di ibukota Australia Barat itu. Di IBM. Perempuan muda itu juga berencana menjadi penduduk tetap (permanent resident) Australia --yang ia impikan sejak lama.
Meski pihak berwenang menyatakan, dari 298 orang yang ada dalam Boeing 777 tersebut, tak ada satupun yang selamat, sang ibu Angela Rudhart-Dyczynsk masih berharap putri kesayangannya masih bernyawa.
Sebab, ada nada dering dari ponsel milih Fatima, saat dihubungi. Oleh karena itulah, Angela dan suaminya, Jerzy (George) Dyczynski memutuskan terbang ke Eropa.
"Kami yakin, Fatima bisa jadi masih hidup -- itu mengapa kami melakukan perjalanan ini," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Kamis (24/7/2014).
Keduanya, yang tinggal di Mosman Park, naik pesawat dari Bandara Perth menuju Amsterdam Kamis ini, mengenakan kaus bergambar wajah ayu putri mereka dan tulisan, 'Fatima We Love You'. Fatima, kami mencintaimu.
Sang kepala keluarga, Jerzy Dyczynski bahkan bersumpah, ia dan istrinya akan menuju ke zona perang Ukraina di mana MH17 ditembak jatuh, jika dinyatakan bahwa jasad Fatima ada di antara 100 korban yang jenazahnya masih dikhawatirkan hilang. Meski pihak berwenang melarang keluarga korban mendekati area yang sedang bergolak akibat pemberontakan.
Mereka adalah keluarga korban pertama yang merespons tawaran pemerintah Australia untuk terbang ke Belanda untuk membawa pulang jenazah orang yang mereka cintai.
Soal telepon, keluarga Dyczynsk bukan satu-satunya. Keluarga dan kerabat yang berharap orang yang mereka kasihi selamat dari tragedi MH17 juga mencoba menghubungi telepon para korban. Anehnya, ada yang mengangkat dan menjawab telepon itu.
Laporan tersebut dianggap mengonfirmasi bahwa barang-barang bawaan para penumpang MH17 telah dijarah.
"Sejumlah keluarga yang berduka, dengan putus asa, mencoba menghubungi telepon genggam milik korban. Panggilan mereka dijawab oleh orang-orang asing dengan 'logat Eropa Timur'," demikian laporan media Belanda, De Telegraaf.
Sementara itu, seperti dimuat News.com.au, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkapkan kekhawatirannya bahwa bisa jadi sejumlah jasad korban MH17 dari negaranya tak akan bisa kembali.
"Ketakutanku adalah, meski kita telah berusaha, meski kita mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan, beberapa dari mereka mungkin tak akan pernah kembali," kata dia.
Ia juga mengutarakan kemungkinan mengirim polisi Australian Federal Police dan personel militer untuk mengamankan lokasi kecelakaan MH17.
Misteri Nada Dering Handphone Penumpang MH17
Fatima Dyczynski adalah korban kecelakaan maut pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah Ukraine Timur. Perempuan 25 tahun yang cantik dan cerdas itu -- punya masa depan cerah sebagai insinyur antariksa - kala itu sedang dalam perjalanan pindah dari Jerman, untuk memulai kehidupan baru di Perth, Australia.
Ia akan memulai magang di ibukota Australia Barat itu. Di IBM. Perempuan muda itu juga berencana menjadi penduduk tetap (permanent resident) Australia --yang ia impikan sejak lama.
Meski pihak berwenang menyatakan, dari 298 orang yang ada dalam Boeing 777 tersebut, tak ada satupun yang selamat, sang ibu Angela Rudhart-Dyczynsk masih berharap putri kesayangannya masih bernyawa.
Sebab, ada nada dering dari ponsel milih Fatima, saat dihubungi. Oleh karena itulah, Angela dan suaminya, Jerzy (George) Dyczynski memutuskan terbang ke Eropa.
"Kami yakin, Fatima bisa jadi masih hidup -- itu mengapa kami melakukan perjalanan ini," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Kamis (24/7/2014).
Keduanya, yang tinggal di Mosman Park, naik pesawat dari Bandara Perth menuju Amsterdam Kamis ini, mengenakan kaus bergambar wajah ayu putri mereka dan tulisan, 'Fatima We Love You'. Fatima, kami mencintaimu.
Sang kepala keluarga, Jerzy Dyczynski bahkan bersumpah, ia dan istrinya akan menuju ke zona perang Ukraina di mana MH17 ditembak jatuh, jika dinyatakan bahwa jasad Fatima ada di antara 100 korban yang jenazahnya masih dikhawatirkan hilang. Meski pihak berwenang melarang keluarga korban mendekati area yang sedang bergolak akibat pemberontakan.
Mereka adalah keluarga korban pertama yang merespons tawaran pemerintah Australia untuk terbang ke Belanda untuk membawa pulang jenazah orang yang mereka cintai.
Soal telepon, keluarga Dyczynsk bukan satu-satunya. Keluarga dan kerabat yang berharap orang yang mereka kasihi selamat dari tragedi MH17 juga mencoba menghubungi telepon para korban. Anehnya, ada yang mengangkat dan menjawab telepon itu.
Laporan tersebut dianggap mengonfirmasi bahwa barang-barang bawaan para penumpang MH17 telah dijarah.
"Sejumlah keluarga yang berduka, dengan putus asa, mencoba menghubungi telepon genggam milik korban. Panggilan mereka dijawab oleh orang-orang asing dengan 'logat Eropa Timur'," demikian laporan media Belanda, De Telegraaf.
Sementara itu, seperti dimuat News.com.au, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkapkan kekhawatirannya bahwa bisa jadi sejumlah jasad korban MH17 dari negaranya tak akan bisa kembali.
"Ketakutanku adalah, meski kita telah berusaha, meski kita mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan, beberapa dari mereka mungkin tak akan pernah kembali," kata dia.
Ia juga mengutarakan kemungkinan mengirim polisi Australian Federal Police dan personel militer untuk mengamankan lokasi kecelakaan MH17.